Filsafat pendidikan idealisme dan realisme
Filsafat pendidikan
Idealisme & Realisme
DAFTAR ISI………….........…..………………………………………………………….........
A. LATAR BELAKANG………………………………….........................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................
C. TUJUAN...........……………………………………………. ………………...........................
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................................................
A. FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME.......................................................................
1. Konsep Filsafat Umum Idealisme...........................................................................
2. Tokoh-Tokoh Aliran Idealisme.......................................................................................
3. Idealisme dalam Pendidikan...........................................................................................
4. Penerapan Aliran Idealisme dalam Dunia Pendidikan............................................
B.
FILSAFAT PENDIDIKAN REALISME...............................................................................
1.Penjelasan Aliran Realisme..........................................................................................
2. Konsep Pendidikan......................................................................................................
BAB III. PENUTUP..............................................................................................................................
A. Kesimpulan…....………………………………………………………………………..........
B. Saran…………………………………………………………………………………..............
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Pembahasan
dalam makalah ini menekankan pada topik tentang teori berdasarkan aliran
idealisme dan realisme. Kajian didasarkan pada pemahaman tentang landasan
filosofi yang digunakan dalam pengembangan teori pendidikan. Awal pembahasan
dimulai dengan pentingnya mempelajari filsafat dalam pengembangan teori
pendidikan. Selanjutnya dikemukakan tujuan umum tentang filsafat dan filsafat
pendidikan, serta pengertian aliran idealisme dan realisme. Kemudian
mengemukakan pembahasan mengenai pertentangan serta perpaduan aliran filsafat
idealisme dan realisme dalam mewarnai teori dan praktek pendidikan. Terlebih
lagi ditengtah arus globalisasi dan modernisasi yang melaju sangat pesat.
Pendidikan harus diberi inovasi agar tidak ketinggalan teori dan praktek
pendidikan untuk mencapai keberhasilan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Apakah
itu filsafat pendidikan idealisme dan realisme dan apakah tujuan dari filsafat
pendidikan tersebut.
C. TUJUAN
Dilihat
dari rumusan masalah yang telah diuraikan , tujuan dari rumusan masalah antara lain untuk mengetahui implikasi idealisme dan rasionalisme dalam pendidikan.
Bab II
Filsafat
Pendidikan Idealisme dan Realisme
A.Filsafat pendidikan
idealisme
I. Konsep Filsafat Umum Idealisme
a. Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat
yang mempelajari atau membahas hakikat realitas (segala sesuatu yang ada)
secara menyeluruh (komprehensif),
o
Hakikat
Realistis
Para filsuf idealis mengklaim bahwa hakikat
realitas bersifat spiritual atau ideal. Bagi penganut idealisme, realitas
diturunkan dari suatu substansi fundamental, adapun substansi fundamental itu
sifatnya nonmaterial, yaitu pikiran/spirit/roh. Benda-benda yang bersifat
material yang tampak nyata, sesungguhnya diturunkan dari pikiran/jiwa/roh.
o
Hakikat
Manusia
Menurut para filsuf idealisme bahwa manusia hakikatnya
bersifat spiritual/kejiwaan. Menurut Plato, setiap manusia memiliki tiga bagian
jiwa, yaitu nous (akal fikiran) yang merupakan bagian
rasional, thumos (semangat atau keberanian), dan epithumia (keinginan,
kebutuhan atau nafsu). Dar ketiga bagian jiwa tersebut akan muncul salah
satunya yang dominan. Jadi, hakikat manusia bukanlah badannya, melainkan
jwa/spiritnya, manusia adalah makhluk berfikir, mampu memilih atau makhluk yang
memiliki kebebasan, hidup dengan suatu aturan moral yang jelas dan bertujuan.
b.
Epistemologi
Epistemologi
adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas tentang hakikat
pengetahuan. Menurut filsuf idealisme, proses mengetahui terjadi dalam pikiran,
manusia memperoleh pengetahuan melalui berfikir dan intuisi (gerak hati).
Beberapa filsuf percaya bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat
kembali (semua pengetahuan adalah susatu yang diingat kembali).
c. Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas tentang
hakikat nilai. Para filsuf idealisme sepakat bahwa nilai-nilai bersifat abadi.
Menurut penganut Idealime Theistik nilai-nilai abadi berada
pada Tuhan. Penganut Idealisme Pantheistik mengidentikan Tuhan
dengan alam.
Idealisme adalah suatu aliran
filsafat yang paling tua yang umumnya disandarkan dengan filsuf besar Plato.
Aliran ini memiliki suatu keyakinan bahwa realitas ini terdiri dari
subtansi sebagaimana ide-ide atau spirit. Alam nyata tergantung pada Tuhan
sebagai Jiwa Universal. Alam nyata ini adalah pancaran dan ekspresi dari Jiwa
Universal itu. Realitas yang sesungguhnya bukanlah terletak pada bendanya,
tetapi pada sesuatu yang berada didalam dan mengikat zat tersebut, sehingga ia
menjadi wujud. Pengetahuan menurut aliran ini tidak lain adalah yang ada dalam
ruang idea.
II . Tokoh-Tokoh Aliran
Idealisme
Aliran ini
banyak melahirkan tokoh-tokoh besar yang sangat berpengaruh, di antaranya yaitu
Ø Plato (477 -347 SM)
Menurut
Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi
pengalaman. Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan
yang pasti, sehingga dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengukur,
mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Aliran filsafat Plato dapat dilihat sebagai suatu reaksi terhadap kondisi
perubahan terus-menerus yang telah meruntuhkan budaya Athena lama. Ia
merumuskan kebenaran sebagai sesuatu yang sempurna dan abadi (eternal).
Dan sudah terbukti, bahwa dunia eksistensi keseharian senantiasa mengalami
perubahan. Dengan demikian, kebenaran tidak bisa ditemukan dalam dunia materi
yang tidak sempurna dan berubah. Plato percaya bahwa disana terdapat kebenaran yang universal dan
dapat disetujui oleh semua orang. Contohnya dapat ditemukan pada matematika,
bahwa 5 + 7 = 12 adalah selalu benar (merupakan kebenaran apriori), contoh
tersebut sekarang benar, dan bahkan di waktu yang akan datang pasti akan tetap
benar.
Ø J. G. Fichte
(1762-1914 M.)
Ia adalah seorang filsuf Jerman. Ia belajar teologi di Jena (1780-1788 M).
Pada tahun 1810-1812 M, ia menjadi rektor Universitas Berlin.
Filsafatnya disebut “Wissenschaftslehre” (ajaran ilmu pengetahuan). Secara sederhana pemikiran Fichte:
manusia memandang objek benda-benda dengan inderanya. Dalam mengindra objek
tersebut, manusia berusaha mengetahui yang dihadapinya. Maka berjalanlah proses
intelektualnya untuk membentuk dan mengabstraksikan objek itu menjadi
pengertian seperti yang dipikirkannya.
Ø G. W. F.
Hegel (1770-1031 M.)
Ia belajar teologi di Universitas Tubingen dan pada tahun 1791 memperoleh
gelar Doktor. Inti dari filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh atau spirit), suatu istilah yang di ilhami oleh agamanya. Ia berusaha
menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu roh atau
jiwa, menjelma pada alam dan dengan demikian sadarlah ia akan dirinya. Roh itu
dalam intinya ide (berpikir).
III. Idealisme dalam Pendidikan
Aliran idealisme terbukti cukup banyak berpengaruh dalam dunia
pendidikan. Idealisme terpusat tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah
satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia
sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata.
Bagi aliran idealisme, peserta didik merupakan pribadi tersendiri, sebagai
makhluk spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu
kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya
spiritual. Sejak idealisme sebagai aliran filsafat pendidikan menjadi keyakinan
bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya
pengajaran secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme
berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau
materi pelajaran, juga bukan masyarakat tapi idealisme. Maka tujuan pendidikan
menurut aliran idealisme terbagi atas tiga hal, tujuan untuk individual,
masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik
bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya
diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan
tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
antar manusia. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan
antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan
dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
IV. Penerapan Aliran Idealisme dalam Dunia Pendidikan
Aliran idealisme, dapat diterapkan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Dengan memperhatikan implikasi filsafat pendidikan realisme maka
penyelenggaraan pendidikan luar sekolah dapat dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pertama: Tujuan
program PLS pertama-tama harus difokuskan pada pembentukan karakter atau
kepribadian peserta didik. Pada tahap selanjutnya program pendidikan tertuju
kepada pengembangan bakat dan kebaikan sosial. Peserta didik digali potensinya
untuk tampil sebagai individu berbakat/berkemampuan yang akan memiliki nilai
guna bagi kepentingan masyarakat.
Kedua:
Kurikulum pendidikan PLS dikembangkan dengan memadukan
pendidikan umum dan pendidikan praktis. Kurikulum diarahkan pada upaya
pengembangan kemampuan berpikir melalui pendidikan umum. Di samping itu
kurikulum juga dikembangkan untuk mempersiapkan keterampilan bekerja untuk
keperluan memperoleh mata pencaharian melalui pendidikan praktis.
Ketiga:
Metode pendidikan dalam program PLS disusun menggunakan metode pendidikan
dialektis. Meskipun demikian setiap metode yang dianggap efektif mendorong belajar
dapat pula digunakan. Pelaksanaan pendidikan cenderung mengabaikan dasar-dasar
fisiologis dalam belajar.
Keempat:Peserta
didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidikan bekerjasama
dengan alam dengan proses pengembangan kemampuan ilmiah. Oleh karena itu tugas
utama tenaga pendidik adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar dengan efisien dan efektif.
B. Filsafat Pendidikan
Realisme
I. ALIRAN REALISME
Aliran
Realisme adalah aliran filsafat yang memandang realitas sebagai dualitas.
Aliran realisme memandang dunia ini mempunyai hakikat realitas yang terdiri
dari dunia fisik dan dunia rohani. Hal ini berbeda dengan filsafat aliran
idealisme yang bersifat monistis yang memandang hakikat dunia pada dunia
spiritual semata. Dan juga berbeda dari aliran materialisme yang memandang
hakikat kenyataan adalah kenyatan yang bersifat fisik semata. Realisme membagi
realistas menjadi dua bagian yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu
pihak dan yang kedua adanya realita di luar manusia yang dapat dijadikan objek
pengetahuan manusia.
Aliran
realisme mempunyai berbagai macam bentuk yaitu realisme rasional, realisme
naturalis dan realisme kritis. Realisme rasional juga masih terbagi dua yaitu
realisme klasik dan realisme religius. Realisme klasik pertama kali
dikembangkan oleh Aristoteles. Berikut ini kita bahas pendidikan menurut aliran
realisme
II. Konsep Pendidikan
Berikut ini adalah konsep pendidikan
mengenai pengertian pendidikan dan gambaran pendidikan menurut masing-masing
bentuk aliran realisme.
1. Realisme
Rasional
Realisme
klasik berpandangan bahwa manusia sebenarnya memiliki ciri rasional.
Dengan demikian manusia dapat menjangkau kebenaran umum. Eksistensi Tuhan
merupakan penyebab pertama dan utama realistas alam semesta. Memperhatikan
intelektual adalah penting bukan saja sebagai tujuan melainkan sebagai alat
untuk memecahkan masalah. Menurut realisme klasik pengalaman manusia penting
bagi pendidikan. Menurut Aristoteles, terdapat aturan moral universal yang
diperoleh dengan akal dan mengikat manusia sebagai mahluk rasional. Manusia
sempurna menurutnya adalah manusia sempurna yang mengambil jalan tengah. Konsep
pendidikan pada anak bahwa anak harus diajarkan ukuran moral yang absolut dan
universal karena baik dan benar adalah untuk seluruh umat manusia. Kebiasaan
baik harus dipelajari karena kebaikan tidak datang dengan sendirinya
Sedangkan
menurut realisme religius bahwa kenyataan itu dipandang berbentuk natural dan
supernatural. Pandangan filsafat ini menitik beratkan pada hakikat kebenaran
dan kebaikan. Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan diri guna
mencapai kebenaran abadi. Kebenaran bukan dibuat melainkan sudah ditentukan dan
belajar harus mencerminkan kebenaran itu. Menurut Cornerius pendidikan harus
universal, seragam dan merupakan suatu kewajiban dimulai dengan pendidikan yang
lebih rendah.
2. Realisme
Natural
Menurut
realisme natural pengetahuan yang diakui adalah pengetahuan yang diperoleh
melalui pengalaman empiris dengan jalan observasi atau pengamatan indera. Para
pengikut realisme natural mengikuti teori pengatahuan empirisme yang mengatakan
pengalaman merupakan faktor fundamental dalam pengetahuan dan merupakan sumber
pengetahuan manusia.
Pendidikan berkaitan dengan dunia di
sini dan sekarang. Dunia diatur oleh hukum alam. Pendidikan menurut aliran
realisme natural haruslah ilimiah dan yang menjadi objeknya adalah kenyataan
dalam alam.
3. Realisme
kritis.
Menurut pandangan
Breed filsafat pendidikan hendaknya harmoni dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Pendidikan sebagai pertumbuhan harus diartikan sebagai pengarah terhadap
tuntunan sosial dan individual. Menurut Imanuel Kant , pengetahuan mulai dari
pengalaman namun tidak semiuanua dari pengalaman. Pikiran tanpa isi adalah kosong dan tanggapan tanpa konsepsi adalah
buta.
Menurut Henderson ke semua bentuk
aliran realisme pendidikan menyetujui bahwa
a.
Proses pendidikan berpusat pada
tugas mengembangkan laki-laki dan wanita menjadi hebat
b.
Tugas manusia di dunia adalah
memajukan keadilan dan kesejahteraan umum
c.
Tujuan akhir pendidikan adalah
memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Bab III
Kesimpulan
Dari pembahasan makalah
tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa idealisme adalah filsafat
yang pandangan yang menganggap atau memandang ide itu primer dan materi adalah
sekundernya, dengan kata lain menganggap materi berasal dari ide atau diciptakan
oleh ide. Jadi pengertian idealisme itu bukanlah seperti yang dianggap orang
bahwa kaum idealisme adalah orang-orang yang menjunjung tinggi kesucian, lebih
memntingkan berfikir daripada makan.
Rasionalisme adalah paham
filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk memperoleh
pengetahuan. Menurut aliran realisme suatu pengetahuan diperoleh secara
berfikir. Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk
membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional, yang pernah diterima,
tetapi ternyata tidak mampu mengenai hasil-hasil ilmu pengetahuan yang
dihadapi.
Saran
Penulis sangat menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah itu masih belum sempuna. Penulis sangat membutuhkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, untuk kesempurnaan makalah ini, dengan
meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang filsafat umum khususnya
idealisme dan rasionalismse.
Daftar Pustaka
Filsafat Pendidikan, (Bandung:
Refika Aditama, 2011), hlm. 13
H.B. Hamdani Ali, M.A.M.Ed.1986. Filsafat
Pendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang
Usiono.2011. Aliran – Aliran Filsafat
Pendidikan. Perdana Publishing : Medan,hlm.104
http://catatannana.blogspot.co.id/2010/08/filsafat-pendidikan-realisme-draft-1.html
Comments
Post a Comment